ekosistem gedung saintek UIN sunan kalijaga yogyakarta (tanpa foto)

Ekosistem Buatan di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

Pendahuluan
Ekosistem adalah hubungan antara lingkungan dan penyusun lingkungannya yang didalamnya terdapat proses-proses alami. Ekosistem dapat dibagi menjadi dua golongan menurut proses terbentuknya ekosisitem tersebut. Yakni, ekosistem alam dan ekosistem buatan. Dimana ekosistem alam adalah ekosistem yang terbentuk menurut kejadian alam dan terjadi secara alami tanpa ada campur tangan manusia. Dan ekosistem buatan adalah ekosistem yang terbentuk atau yang dibuat secara sengaja oleh manusia sebagai hasil dari cipta karsa yang dimiliki manusia. Disini, terlihat perbedaan yang mencolok antara ekosistem alam dan ekosistem buatan. Jika dilihat dari komponen penyusun ekosisitem tersebut yang terdiri komponen abiotik dan komponen biotik. Pada ekosistem alam komponen-komponen diatas tercipta secara alami dan hubungan yang terjadi didalamnya pun lebih kompleks jika dibandingkan dengan ekosistem buatan yang dibuat sengaja oleh manusia dan komponen yang ada didalamnya pun terbentuk secara buatan atau diatur oleh manusia tidak terbentuk secara alami diatur sedemikian rupa oleh manusia sehingga terbentuk suatu wilayah atau area yang disebut ekosistem. Contoh ekosistem alam diantaranya adalah ekosistem hutan yang terbentuk secara alami tanpa adanya campur tangan manusia didalamnya. Perkembangan ekosistem (Suksesi Ekologi) hutan hingga menjadi ekosistem kompleks yang didalamnya terdapat komponen abiotik dan komponen biotik terjadi secara alami. Sedangkan contoh dari ekosistem buatan adalah ekosisitem-ekosistem yang terbentuk pada bangunan atau gedung dengan menerapkan kaidah ekologi dalam proses pembentukannya. Dan pada ekosisitem buatan tersebut terjadi proses-proses alami yang sesuai dengan kaidah akologi atau menyerupai ekosistem alami.
Berdasarkan teori yang ada mengenai ekosistem buatan dan semua komponen penyusunnya. saya mencoba membandingkan teori-teori ekosistem buatan tersebut dengan kenyataan yang ada. Dan saya pun mengambil contoh ekosisitem buatan pada area Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yang kemudian disingkat Fakultas Sainstek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Cukup beralasan, kenapa saya mengambil Fakultas Sainstek UIN Sunan Kalijaga ini untuk dijadikan bahan pengamatan saya tentang ekosistem buatan. Karena saya menilai bangunan UIN khususnya Sainstek ini tergolong baru dan terlihat hijau. Menjadi menarik untuk melihat apakah ekosistem buatan di wilayah Fakultas Sainstek UIN Yogyakarta ini dapat dikategorikan sebagai ekosistem yang memenuhi kaidah ekologi atau tidak. jika dilihat dari sifat bangunan yang baru dibangun dengan segala konsep pembangunan nya. Apakah dalam pembangunan area bangunan UIN khususnya Fakultas Sainstek ini masih menerapkan kaidah ekologi ? Hal ini yang menjadi rumusan masalah yang diambil pada penyusunan paper ini.
Dalam paper ini saya mencoba menyajikan beberapa gambar ekosistem yang berhasil saya ambil bersama teman saya, saya melakukan survey di Fakultas Sainstek UIN Sunan Kalijaga beberapa hari yang lalu. Kami berhasil mengambil beberapa gambar ekosisitem dari fakultas Sainstek UIN dan kamipun mencoba sedikit menganalisa dari gambar-gambar ekosistem buatan tersebut dengan berdasarkan teroi yang ada. Penjelasan lebih lanjut tentang ekosistem buatan pada fakultas Sainstek UIN ini akan kami bahas dalam bab selanjutnya pada paper ini.

ISI   
Dua foto diatas adalah gambar bangunan laboratorium fakultas sainstek uin dari tampak depan. dapat dilihat dari dua gambar diatas, bangunan dan area laboratorium sainstek uin ini cukup hijau dan asri. Disana juga terlihat terdapat tanaman yang digunakan untuk memagari sebagian area yang ada di bagian depan laboratorium. Kehadiran tanaman sebagai pagar ini memiliki manfaat lebih dari hanya sekedar memagari, tumbuhan tersebut juga bertindak sebagai serapan air sehingga meminimalisir terjadinya genangan air atau mungkin banjir. Selain itu, tumbuhan tersebut juga mampu memberikan suasana yang alami dan membuat udara sekitar menjadi lebih sejuk. Namun, hal ini diperburuk oleh kehadiran motor-motor yang parkir dihalaman laboratorium sainstek ini. Halaman yang sebenarnya bukan sebagai tempat parkir ini dialih fungsikan sebagai parkiran yang membuat komunitas rumput di area tersebut tidak dapat tumbuh dan mati.
 Dari foto disamping ini kita dapat melihat deretan motor yang diparkirkan secara kurang beraturan diarea halaman laboratorium sainstek. Akibatnya, rumput-rumput disana terlihat rusak dan mati. Hal ini seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pihak-pihak yang memiliki wewenang di fakultas sainstek ini. Pengalihfungsian halaman menjadi parkiran secara ilegal ini memberikan efek buruk pada ekosistem halaman laboratorium sainstek. Seharusnya, bagi mahasiswa-mahasiswa yang tidak mampu menjaga ekosistem halaman laboratorium sainstek ini dihadiahkan sebuah sangsi sebagai akibat tindakannya yang kurang menjaga lingkungan. Saya merasa aneh dengan pengalihfungsian halaman menjadi parkiran ini. Padahal, telah disediakan tempat khusus untuk dijadikan sebagai parkiran diwilayah fakultas sainstek. Namun, selama melaksanakan survey kemarin saya tidak jarang melihat pemandangan motor yang diparkir sembarang diarea fakultas tersebut atau tidak pada tempat yang telah disediakan.
Saya pun melanjutkan survey menuju gedung kuliah fakultas sainstek yang berada tepat didepan laboratorium. saat memasuki gedung kuliah tersebut kami tertarik dengan taman yang berada ditengah bangunan kampus sainstek ini.                                                                    
Kehadiran taman diarea yang memang tidak terlalu luas ini memberikan suasana yang cukup segar dengan hijaunya tanaman. Tumbuhan yang digunakan pun terbilang variatif. Taman ini bertindak sebagai penyumbang oksigen sehingga suasana kampus menjadi lebih sejuk. Dan penyeimbang ekosistem karena di area tersebut hanya terdapat gedung-gedung saja. Adanya taman ini mengakibatkan terbentuknya asosiasi antara manusia dan tumbuhan. Yakni, simbiosis yang saling menguntungkan, manusia mendapatkan oksigen, bangunan kuliah menjadi lebih sejuk dan tumbuhan mendapatkan keuntungan berupa karbondikoksida yang dihasilkan manusia ynag digunakan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan. tumbuhan yang berada ditaman tersebut memang cukup variatif dan cukup memberikan perannya masing-masing. Namun, muncul satu pertanyaan saat kami melihat adanya tumbuhan kacang-kacangan yang ditanam diwilayah atau area yang mayoritas ditumbuhi tanaman rumput. Dan jumlah tanaman kacang-kacangan pada area tersebut pun tidak dalam jumlah yang banyak. Apa fungsi kehadiran tanaman kacang-kacangan dalam ekosistem buatan taman gedung kuliah fakultas sainstek ini  masih belum saya ketahui lebih mendalam. Kami juga mengamati saluran air pada taman atau ekosistem buatan tersebut.
saluran air pada taman tersebut menurut saya kurang memenuhi kaidah ekologi yang ada. dapat dilihat dari gambar disamping, saluran air tersebut disemen dibagian samping dari saluran tersebut. Maupun bagian bawah dari saluran tersebut yang dilewati air. Hal ini mengakibatkan air yang ada hanya mengalir saja dan tidak dapat terserap oleh tanah. Oleh karenanya, tidak ada kemungkinan untuk organisme lain seperti tumbuhan untuk tumbuh disana karena tidak ada ketersediaan nutrisi pada saluran tersebut yang disebabkan tidak menyerapnya air kedalam tanah. Sebaiknya saluran air tersebut dibuat tidak menggunakan pelapisan semen dengan tujuan agar tanah masih dapat menyerap air yang ada dan tumbuhan yang disekitar saluran tersebut masih mendapatkan suplay air dan nutrisi dari tanah dan masih ada kemungkinan organisme lain yang dapat tumbuh dalam saluran tersebut sehingga usaha untuk meminimalisir terjadinya genangan air atau bahkan banjir dapat terwujud.
Selesai mengamati ekosisitem buatan berupa taman ditengah gedung kuliah sainstek uin sunan kalijaga ini saya melanjutkan survey berasama rekan saya. Kami menuju pintu utama dari fakultsa sainstek uin sunan kalijaga. Tidak jauh dari taman letak pintu itu berada.
Gambar disamping merupakan gedung kuliah sainstek tampak dari sisi depan. Terlihat terdapat beberapa tanaman dan rumput yang belum terlalu padat bahkan dapat dikatakan masih sangat jauh dari “hijau”. penataan tumbuhan pada halaman depan gedung kuliah sainstek ini belum tertata dengan baik. Tumbuhan yang ditanam pun masih terlihat muda dan belum tumbuh sempurna.
Tumbuhan di halaman depan gedung kuliah sainstek ini nampaknya tidak terlalu terawat dengan baik. Dapat dilihat dari gambar diatas, pohon dan rerumputan masih sangat jarang dan sedikit yang tumbuh sempurna memenuhi lahan tumbuh nya.
Namun, dibagian kiri dari halaman tersebut kami melihat pemandangan yang berbeda. Pada bagian kiri halaman gedung kuliah ini pohon dan rerumputan terlihat tumbuh dengan baiks dan hijau. hal ini mungkin terjadi karena perbedaan suplay nutrisi dan intensitas cahaya yang diperoleh tumbuhan di kedua sisi halaman gedung kuliah sainstek ini.
Dengan menggunakan paping blok yang tidak terlalu rapat pada halaman depan gedung kuliah sainstek ini memberikan ruangan untuk resapan air oleh tumbuhan. Sehingga, tumbuhan yang hidup dilahan tersebut mampu menyerap air dan nutrisi dari dalam tanah dan pohon dan rerumputan pun dapat tumbuh dengan baik.
Lahan tersebut tidak terlalu luas dan tidak terlalu dipenuhi tumbuhan. Dan saya melihat dalam penanaman pohon pada area halaman depan gedung kuliah ini tidak terlalu memeperhatikan jarak antar pohon, dari gambar diatas terlihat jarak antar pohon satu dengan lain nya terlalu dekat. Hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan dari pohon tersebut terganggu, bila jarak pohon terlalu dekat maka terjadi kompetisi antar pohon dalam mendapatkan nutrisi. Pohon yang ditanam dilahan tersebut akan tumbuh dan mengalami pertambahan volume, bila jarak penanaman pohon tersebut terlalu dekat maka akan mengganggu pertumbuhan dari masing-masing pohon di area tersebut.
dalam area taman dari sisi kiri tersebut saya tertarik saat melihat pot tanaman  yang ditaruh diatas semacam batu. Yang saya heran adalah kenapa pot tersebut ditaruh diatas batu tidak langsung diatas tanah? Namun saya juga melihat penempatan pot tersebut memberikan kesempatan tumbuhan seperti lumut dapat hid up disana. Karena tekstur batu yang tidak rapat mengakibatkan air dapat mengalir diantara celah tersebut dan lumut pun dapat hidup. Terjadi proses biogeokhemis disana. Dimana lumut membuat tanah dari bebatuan menjadi sedikit basah dan gembur dan semakin mudah untuk dilalui air.                      tidak jauh dari loksai halaman depan gedung kuliah  namun masih dalam area gedung kuliah sainstek ini. Saya menemukan satu area yang tidak terlalu luas namun penuh dengan tanaman. Disana terdapat tumbuhan kacang-kacangan menggantikan rumput yang biasanya digunakan, terlihat cukup padat oleh tumbuhan atau bisa dibilang jumlah tanaman yang ditanam tidak sebanding dengan luas area yang tersedia. Fungsi dari tumbuhan kacang-kacangan juga masih belum terlalu jelas. Mengapa menggunakan tanaman kacang-kacangan dan tidak menggunakan rumput. Disamping, padatnya tanaman kacang-kacangan pada area tersebut, disana terdapat beberapa pohon seperti jati, mangga dan pohon-pohon lain yang saat tumbuh nanti menjadi pohon yang memiliki volume yang cukup besar. Seperti permasalahan yang sudah saya bahas diatas, pada lahan atau aea ini, pohon-pohon ini ditanam dengan jarak yan terlalu dekat. Dan kurang memenuhui kaidah ekologi. Tidak menutup kemungkinan pada lahan ini terjadi proses kompetisi dalam mendapatkan nutrisi. Kurang maksimalnya dalam menata lahan untuk ditanami membuat tumbuhan tidak mampu tumbuh dengan sempurna. Pengaliran air pada lahan ini pun tidak terlalu baik. Karena sabagian lahan ini tertutupi oleh atap gedung kuliah sehingga sebagian tumbuhan mendapatkan intensitas cahaya yang tidak terlalu banyak. Pohon-poho npada lahan tersebut pun tidak memenuhi kaidah ekologi. Sebagai contoh, penggunaan ppohon jati dalam area yang sebenarnya digunakan untuk taman, ini kurang tepat karaena pohon jati yang bersifat tinggi dan memilki cabang yang tidak terlalu panjang tidak akan cukup untuk menaungi area tersebut. Saya juga sedikit meragukan pohon jati pada lahan ini dapat tumbuh dengan baik ataukah nanti nya akan mati. Jika melihat lahan yang padat dan penanaman denga jarak yang terlalu dekat.  Dalam pembentukan ekosistem buatan ini masih memiliki kekurangan dalam penataan lahan penggunaan jenis pohon atau tanaman dan penempatandalam hal ini jarak antar tanaman.                         
Lepas dari penataan taman, saya mencoba memmpelajari  ekosistem disekeliling gedung kuliah sainstek ini. Setelah saya berjalan di sekeliling gedung kuliah ini. Saya menilai gedung kuliah ini cukup memiliki lahan yang di”hijaukan” namun yang saya sayangkan sepertinya dari tampilan yang saya lihat. Sepertinya lahan tersebut tidak terlalu terawatt dengan baik. Karena rumput yang tumbuh disana terlihat tidak beraturan. Kehadiran tumbuhan diarea ini memberikan ketersediaan oksigen diarea gedung kuliah sainstek ini. Selain itu, didalamnya terdapat simbiosis antara tumbuhan dan manusia. Tumbuhan menghasilkan oksigen dari proses fotosintesis nya yang digunakan oleh manusia dan tumbuhan pun mendapatkan suplay karbondioksiada yang dihasilkan manusia dari hasil respirasinya. Keadaan ekosistem buatan ini dapat dilengkapi dengan tumbuhan lain yang ditempatkan disepanjang pagar yang ada pada lahan tersebut. Selain untuk memperindah kehadiran tumbuhan tersebut dapat menjadi serapan air yang ada dan menangkap cahaya matahari sehingga suasana menjadi lebih sejuk dan nyaman. Akan lebih baik dan sempurna bila pada lahan tersebut ditambahkan biopori agar volume air dapat tertampung dan terorganir dengan baik. Dengan adanya biopori tumbuhan akan lebih mudah mendapatkan nutrisi dan meminimalisir terjadinya genangan air atau banjir pada area gedung kuliah sainstek ini. pada gambar diatas saya sempat melihat saluran air yang baik dan memenuhi kaidah ekologi karena saluran air tersebut memakai bebatuan tidak disemen. Keadaan ini sangat menguntungkan karena dengan saluran tanpa disemen air akan mudah untuk diserap oleh tumbuhan yang berada disamping atau disekeliling saluran tersebut. Tumbuhan pun dapat tumbuh subur disana karena ketersediaan bahan nutrisi yang mencukupi. Karena air diserap oleh tumbuhan-tumbuhan yang hidup didalamnnya membuat air tidak akan meluap dan mambanjiri jalan. Namun, pemandangan initidak lagi saya jumpai ketika saya mencoba berjalan dan mengelilingi gedung kuliah sainstek ini. disisi lain kami menemukan saluran air yang disemen sehingga saya tidak lagi menemui pemandangan yang sempat saya temui diarea sebelumnya yang saya paparkan diatas. Sangat berbeda, karena pada saluran air ini, air hanya mengalir saja. Tumbuhan disekelilingnya pun tidak dapat menyerap air dari saluran tersebut organism lain sejenis lumut atau tumbuhan lain tidak da[ar tumbuh disana karena tidak ada lahan serapan air atau tidak dapat menyerap air.
Gedung kuliah sainstek ini menghadap kebarat dan berhadapan langsung dengan sebuah jalan akses untuk menuju ke fakultas lainnya. Jalan ini menggunakan paping blok yang tidak terlalu rapat. Penggunaan paping blok ini cukup tepat karena dengan model paping blok yang seperti ini membuat air mudah untuk mengalir dan menyerap ketanah. Namun yang disayangkan adalah dari sekian luas jalan ini hanya terdapat satu saluran air yang kecil.
Dapat dilihat dari dua gambar diatas,  gambar disebelah kiri terlihat adanya air yang berasal dari air hujan ini yang tidak dapat mengalir dan menggenang. Hal ini mungkin terjadi karena selain hanya terdapat satu saluran air dijalan tersebut kondisi jalan pun dapat dikatakan kurang baik atau bakan rusak, genangan air tersebut tentunya dapat mengganggu ekosisitem yang ada. Efek dari munculnya genangan air tersebut juga dapat memicu munculnya jentik-jentik nyamuk yang tentunya akan mengganggu. Hal ini kurang memenuhi kaidah ekologi karena dijalan yang cukup luas hanya ada satu saluran air yang berada disalah satu sisi dari jalan tersebut. Ironisnya, saluran air ini pun tertutup oleh sampah-sampah daun dan plastik, tentunya saluran air ini tidak dapat berfungsi denga baik. Tidak heran, genangan air dapat terbentuk dijalan ini.   
Gambar disamping ini saya temui saat saya menuju perjalanan pulang. Disamping lahan yang hijau saya menemukan gundukan sampah. Bukan gundukan sampah organic yang membantu menyuburkan tanah. Sampah-sampah plastik pun ikut bergabung dalam gundukan dampah yang mencemari ekosistem yang sebenarnya sudah cukup “hijau”. tentunya sampah plastik yang susah untuk didegradasi dan mencemari tanah ekosistem buatan disekitarnya. Sebaiknya, wilayah kampus ini menyediakan tempat sampah organik dan unorganik agar lingkungan dan ekosistem yang ada tetap terjaga.             
Kesimpulan
Ekosistem buatan  yang  ada di Fakultas Sainstek Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini cukup hijau dan variatif. Namun, terdapat beberapa hal dalam ekosisitem buatan tersebut yang kurang memenuhi kaidah ekologi yang ada seperti dalam hal penempatan pohon atau tumbuhan pada area ini yang kurang memenuhi kaidah ekologi. Selain penempatan pohon dalam hal ini jarak penggunaan jenis pohon dalam ekosistem buatan di fakultas sainstek ini pun kurang memenuhi kaidah ekologi. Sehingga pertumbuhan tumbuhan atau ekosistem buatan pun sedikit terhambat. Saluran air dalam ekosistem buatan dari fakultas sainstek ini juga kurang memenuhi kaidah ekologi karena menggunakan semen yang mengakibatkan kurangnya serapan air untuk tanaman disekitarnya. Solusi yang mungkin untuk gedung saintek UIN ini adalah menggunakan tanaman yang sesuai dengan lokasi penanaman nya dan dengan jarak tanam yang sesuai atau tidak terlalu dekat sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Dan mengenai saluran air. Saluran air yang baik adalah saluran air yang menggunakan dasar berupa tanah tanpa disemen. Agar air dapat meresap dengan baik kedalam tanah, dan meminimalisir terjadinya banjir atau meluapnya air pada saat musim hujan.

Komentar

Postingan Populer