backspace



Saat backspace berjaya,
Tiap kata yang aku tulis hanya ia yang bekerja
Satu paragraf penuh telah terbentuk, namun ia kembali menghapusnya.

Aku tau, dia hanya membantu. Tapi aku membencinya, karena ia telah menghapus jejak yang aku punya.
Bukan salahnya, tapi aku yang menyalahkannya.

Dan backspace kembali berjaya, ketika jemari merangkai huruf dan membentuk satu nama.
Aku tidak tau, mengapa backspace begitu cepat menghapusnya.
Aku hanya mengikuti rangsang dari otak yang terus merangkai huruf dan menuliskan nama itu
di ruang kendalinya.

Saat backspace berjaya, semua menjadi sirna dan tak berbekas.
Terkadang kesirnaan itu membuatku nyaman
Nyaman dengan kertas kosong di depan ku, karena aku tau, akan ada tulisan baru
Entah itu akan disimpan atau backspace kembali menghapusnya.

Aku tidak pernah tau, kenapa otak terus menuruti kata hati
Menjadi lemah karena satu peristiwa yang ia sebut itu tragedi
Mungkin hanya hati yang merasa dan otak yang mengungkapkan segala rasa yang ada
Kerja sama yang tak pernah aku mengerti

Susunan huruf yang membentuk nama itu kembali tertulis di kertas kosong ini.
Sempat bergabung dengan kalimat lain hingga menjadi satu paragraf utuh.
Tapi sayangnya, backspace tetap berjaya dan kembali menghapusnya tanpa sisa
sang backspace
Kertas ini kembali putih bersih, kosong tanpa ada cerita di dalamnya.

Komentar

Postingan Populer